Selasa, 28 Februari 2012

F4 gak ada matinya!


Tao Ming Tse, Hua Che Lai, Mei Zuo dan Xi Men..
(bener gak ya tulisannya?)

Yang jelas, kuartet Meteor Garden ini diimpor oleh salah satu tv nasional kita pada tahun 2001.
Hohoho.. rebonding di kalangan cewek dan model rambut empat bujang ini menjadi hits.

Yup, mereka adalah yang pertama kali kita kenal sebagai F4.
Tapi kita salah teman, mereka bukan pionir.
Karakter F4 sendiri berasal dari Jepang dalam sebuah manga dengan judul Hana Yori Dango yang ditulis oleh Yoko Kamio.
Di Manga ituhh,, nama keempat karakter ini adalah Domyoji Tsukasa, Hanazawa Rui, Nishikado Sojirou, dan Mimasaka Akira. Mungkin teman-teman sudah pernah melihatnya di dorama dan anime yang juga diimport oleh tv yang sama.

Konsep F4 juga sudah mendarah daging di Kdrama. Yang paling jelas terlihat ada di Boys Over Flower yang officially drama adaptasi dari manga Hana Yori Dango. Member-member nya adalah Gu Jun Pyo, Yoon Ji Hoo, Song Woo Bin dan Soo Yi Jung.
Tapi ternyata tidak berhenti di drama itu saja. Mungkin teman ingat dengan A.N.JELL nya You're Beautiful? Terus, baru-baru ini ada Flower Boys Ramyun Shop dan ada F4 jaman Josoen yang dikenal dengan Jalgeum Quartet di Sungkyunkwan Scandal. Bahkan, Park Yuchon akan kembali menjadi anggota F4 lintas waktu di drama terbarunya Attic Prince.

Namun, teteup.. di Indonesia F4 Meteor Garden yang paling membekas di hati.

Konsep F4 sendiri sudah masuk ke dalam produk Asia dan menginspirasi banyak penulis dan script writer. Bagaimana tidak? Empat karakter manusia populer ini sangat komplit. Pemimpin yang sok kuasa tapi bodoh dan naif, si pendiam cuek dengan pikiran mendalam, seorang yang dengan respon otot lebih maju dari otaknya, dan sang cassanova flamboyan .
Jika kamu ingin membuat grup, paling tidak empat karakter itu harus ada bukan?

Kenapa empat? mungkin jawabannya adalah kalimat sebelumnya, karakternya komplit.
Bahkan Pinguin Madagaskar pun jumlahnya 4. Dan jika diperhatikan, karakter-karakter di F4 dan PM beda-beda tipis..(Yang ini agak ngaco. Abaikan!)

Bahkan, drama Indonesia pun tak luput dari konsep F4 ini.
Klo rajin nonton FTV, pasti sadar.
Eh, di Indonesia juga pernah ada sinetron yang mengadaptasi F4 ini ya. Yang main klo gak salah Indra Brugaman, Roger Danuarta, Steve Emanuel dan Jonathan Frizi.
Dan setelahnya keempat model/aktor ini meroket.
Hmmm,, tampaknya sekali menjadi anggota F4, maka keberuntungan akan selalu mengikuti.
Cuma kok, Kim Joon yang jadi Song Woo Bin di BOF gak pernah terdengar lagi ya gaungnya pasca BOF? Ada yang tau doi kemana?


Cukup untuk lalala..nya, tulisan berikutnya agak serius..
Tarik nafas, teman..

F4 (Flower 4)..
Sebetulnya saya geuleuh dengan julukan flower itu. Mungkin juga karena di budaya kita, bunga identik dengan keindahan, kecantikan dan perempuan.
Simak saja pantun dan rayuan-rayuan gombal masa lalu:
"jika adik jadi bunganya maka abang jadi kumbangnya"
So, klo di Indonesia sebaiknya jadi K4 (kumbang 4) aja kali ya..

Di Korea sendiri (berhubung saya lebih meng-hallyu), julukan bagi pretty boy nan unyu-unyu adalah Kkotminam (pria bunga). Jadi emang itu artinya.. Cowok cantik..
Dan trend cowok cantik ini sudah menjamur di Jepang, Korea, Cina, sepertinya sejak dua dekade terakhir.

Ini teori yang disampaikan Sensei saya pas icip kuliah di tanah kelahiran Domyoji:
Sejak tidak ada perang dan ekonomi menguat, jumlah populasi kota semakin meningkat namun jumlah keluarga dengan anak satu menjadi lebih banyak.
Sosok ibu pun menjadi sangat protektif dengan anak lelakinya.
FYI, anak lelaki pertama adalah penerus keluarga di budaya Jepang, Korea dan Cina. Nah,, apalagi klo anak laki-laki tunggal. Bahkan, "the only son" tidak wajib ikut wamil di Korea.
Selanjutnya, sang ibu akan memberikan kursus-kursus atau mainan yang lebih "aman" untuk anaknya.
Ditambah lagi dengan dunia kerja yang menyita waktu sang ayah sehingga waktu interaksi dengan anak semakin berkurang, maka sisi feminim seorang anak (terutama laki-laki) menjadi meningkat.
*saya angguk-angguk setuju

Tapi bagaimana dengan Indonesia? Apakah sama sebabnya?
Kayaknya gak deh, saya lebih cenderung dengan teori "Indonesia adalah bangsa yang latah". Jika trend dunia sedang begitu, kita begitu..
Bangsa kita sebetulnya sangat cepat tanggap dengan budaya, seperti sponge namun masih dalam batas wajar tertentu dengan karakter original Indonesianya.
Bingung? haha..
Gini deh contohnya, demam hallyu di Indonesia tidak separah dan segila Vietnam.
Tameng budaya kita, saya rasa cukup kuat, teman..


Flower boy identik dengan pretty boy!
Eits, tunggu dulu. There's something you need to know..

Jika kamu nonton drama Queen Soen Duk mungkin kamu akan notice dengan pasukan-pasukan elit yang dinamakan Hwarang. Secara harafiah, artinya Pemuda Bunga. Mereka adalah pemuda-pemuda terpilih terlatih yang bertugas untuk keamanan dan kestabilan negara.
FYI, konsep Hwarang ini adalah cikal bakal dari wajib militer di Korea.
Jadi, jangan salahkan seratus persen konflik korsel-korut atas wamil yang harus dijalankan oleh idola kamu. Itu memang sudah bagian dari budaya mereka..


Selain merambahnya konsep F4, boyband dan ulzzang boy di Indonesia, ada satu hal lagi yang saya notice dengan fenomena di Indonesia.
Jika kamu memperhatikan drama kolosal hampir secara berkala dibuat dari cerita yang sama, maka semakin baru, semakin cantik tokoh utamanya. Dan parahnya, semakin tidak garang, otot bisepnya mengecil dan kemampuan silatnya menyedihkan.
Bandingkan saja dari masa Barry Prima dan Advent Bangun trus ke masa Anto Wijaya dan Agus Kuncoro sampai sekarang masanya Rico Verald dan Ridwan Ghani.
Bikin geleng2 kan?


Buat saya pribadi, ngeliat cowok cantik itu rasanya pengen lempar barang ke tu cowok dan nabok diri. "Kenapa kamu cantik, heh?!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar