15 Desember 2011, hampir setahun yang lalu, saya
mendeklarasikan diri menjadi fans kelima member Dong Bang Shin Ki (TVXQ homin
dan JYJ) hanya dengan posting di akun twitter saya, @n_kanara “Jadi cassiopeia
dadakan dibimbing oleh @mardiyantini”
Padahal grup ini baru benar-benar kukenal dua mingguan. Sebelumnya hanya
cukup tahu saja eksistensinya, bahkan selam bertahun-tahun saya anti terhadap
Kpop group karena dandanan para idol terutama di MV, selca, fenomena lipsync dan
ketidakrespekan saya terhadap operasi plastik.
Berikut adalah beberapa catatanku selama menjadi fangirling
selama setahun. Pengalaman yang menyenangan menurutku tapi mungkin sia-sia bagi
yang tidak paham. Bagaimanapun, sebuah penilaian adalah relatif. Sebagai
catatan pembuka, bahasa yang saya gunakan akan serius, jadi siap-siap menguras
otak ya..
1.
Menjadi fangirl itu tidak murah, tapi kita bisa
memilih.
Mengapa tidak murah? Tentu saja karena
butuh uang untuk membiayai semua kegiatan fangirling ini. Berikut adalah
beberapa contoh kegiatan tersebut:
·
Membeli album, mini album, single fisik (baik
berupa CD atau DVD) atau digital asli. Atau bisa juga mendownload gratis di
internet. Hanya bagi sebagian fangirl, hal ini tidak melambangkan dukungan kepada
idolnya.
·
Menghadiri konser, fan meeting, showcase, sampai
menghadiri syuting sang idol di tv. Yang terakhir ini biasanya sangat aktif
dilakukan di Korea atau Jepang.
·
Mengikuti kegiatan fandom seperti membership,
projek amal, flashmob dan video project sampai ngumpul bareng.
·
Membeli pernak pernik fangirling, baik yang
resmi maupun yang tidak atau membuat sendiri. Seperti perlengkapan konser (lightstick,
balon, banner, bando, poster, kacamata dan sebagainya), mainan resmi yang
dikeluarkan fandom.
·
Membeli majalah, koran, buku dan segala
publikasi yang berisikan idol tersebut.
·
Memberikan hadiah kepada idol.
·
Memiliki semua barang-barang yang dimiliki idol
atau sebisa mungkin membuat atau membeli hal yang mirip dengannya.
·
Mengunduh, mencetak foto-foto sang idol sampai
membeli photobook resminya.
·
Membuat artikel, fanfiction atau fanart tentang
idolnya, melakukan dance atau song cover dan menyebarkannya di internet. Untuk
yang satu ini, saya sangat respek karena kreatif.
·
Mendukung eksistensi idol di dunia maya dan mengikuti
semua project dan berita tentang idolnya
via internet. Bagi netizen fan yang ekstrim, hal ini dapat dilakukan sepanjang
hari.
·
Dan yang paling ekstrim adalah mengikuti idol
tersebut kemanapun dia pergi (aktivitas stalker dan saseng)
2.
Mengikuti fandom grup yang sudah establish
dengan rookie grup itu tidak sama rasanya.
Bagi fandom grup yang sudah establish semua
sudah ada dan member-member atau fan baru dapat langsung turut serta karena
program sudah direncanakan dengan matang. Fandom jenis ini sudah memiliki visi
misi dan bahkan sudah memiliki jaringan internasional. Kenyamanan akan lebih
dirasakan oleh membernya karena telah merasa memiliki teman senasib yang banyak
yang siap membela idol nya dan bahkan membelindungi (belum tentu membela, bisa
menasehati bahkan memberi peringatan) fan tersebut jika terlibat fanwar dengan
fandom lain.
Sedangkan masuk fandom rookie grup adalah
seperti ikut tumbuh bersama grup tersebut. Jika fan dan idolnya tersebut tetap
bertahan, maka kenangan dan ikatan kuat akan tumbuh diantaranya.
3.
Ada penolakan diri pada awalnya tapi penolakan
dari lingkungan bisa selamanya.
Untuk poin ini kasus di diri saya sendiri
karena pada awalnya saya tak mau tahu tentang kpop. Hal ini sering terjadi pada
fan yang sangat logis, tidak yakin dengan kenormalan kegiatan fangirling, fan
yang memiliki standar yang berbeda akan idolnya atau mantan antis. Berikut juga
penolakan lingkungan, jujur saya tidak mau mengungkapkan kepada keluarga karena
keluarga tidak mengerti hal ini. Sejauh ini keluarga hanya tahu saya tergila-gila
dengan Korea, termasuk drama dan kpop-nya tapi tidak dalam posisi mendukung
akivitas apapun akan kegilaan saya tersebut. Memaklumi pun hanya dalam taraf
sekedar hobi. Jika saya menunjukkan koleksi saya kepada keluarga, salah
persepsi bisa terjadi.
Berikut juga dengan pertemanan. Sama
seperti hobi lainnya, seorang fangirl akan memiliki kelompok pertemanan atau
komunitas sendiri untuk bicara dan berekspresi bebas tentang idolnya. Tapi ada
juga kelompok sosial lainnya yang tidak peduli bahkan anti akan hal tersebut.
Reaksi seorang fangirl juga bisa beragam akan kelompok anti kpop ini, seperti
cuek dan dianggap angin lalu atau membela kpop. Reaksi saya pribadi cukup berbeda.
Jika mereka antis atau tak tahu tapi berpotensi, biasanya saya perlahan akan
memberikan musik kpop yang berkualitas. Tapi jika penolakan besar sudah muncul,
lebih baik jangan pernah bicara tentang kpop dengan orang itu
4.
Motivasi awal jadi fangirl bisa berbeda-beda.
Apakah karena lagunya, karena suaranya, karena tampangnya, karena kemampuan
menarinya,karena kelakuannya, karena variety show, karena fashionnya, karena
dramanya, tapi akhirnya akan berlabuh ke tempat yang sama. Karena semua itu
satu paket, teman.. Itulah konsep idol, serbabisa di dunia entertaiment,
kacamata lain mungkin mengatakan hal itu sebagai aji mumpung.
5.
Fangirl yang bias dengan salah satu member
dengan yang tidak ada bias akan beda
Seperti yang disebutkan di poin sebelumnya,
motivasi fangirling itu berbeda-beda. Hal ini juga akan mempengaruhi status
fangirl itu, terutama untuk grup. Apakah akan bias dengan salah satu atau
beberapa member atau menyukai grup secara utuh tanpa bias.
Fangirl yang bias akan lebih mengikuti
apapun tentang biasnya dan mungkin member lain tidak begitu diperhatikan.
Bahkan ada yang bias sampai tidak peduli dengan member lain bahkan grup dari
biasnya. Sedangkan yang tidak akan memperlakukan sama semua member-membernya. Bila
kita berbicara dengan fangirl yang bias, ia akan menyebutkan nama biasnya lebih
banyak dari member yang lain. Seorang fangirl yang bias bisa suatu saat tidak
bias lagi atau sebaliknya dan bahkan bisa juga pindah bias dari member satu ke
member yang lainnya atau menambah/mengurangi jumlah biasnya. Dinamis!
6.
Kasus Cassiopeia dengan grup yang dalam masa
berpisah sangat mempengaruhi aktivitas fangirling dan keutuhan fandom
Karena kasus JYJ vs SME, Cassiopeia saat
ini terbagi menjadi empat kelompok, 1) yang mendukung JYJ tapi tidak berpihak
kepada SME, 2) yang mendukung DBSK homin tapi tidak berpihak kepada SME, 3) yang
mendukung SME sekaligus DBSK homin serta yang 4) mendukung kelimanya dan tidak
berpihak kepada SME. Pada awal lawsuit berjalan, keretakan fandom sangat kental
dengan adanya perang antar kelompok dalam Cassiopeia tapi belakangan ini sudah
cukup mereda, walau ada beberapa yang ekstrim tetap menumpahkan kekesalannya.
Saya pribadi sebetulnya tidak berhak untuk ikut berperang karena saya menjadi
Cassiopeia setelah lawsuit dan JYJ establish. Tapi saya menyadari, termasuk banyak
Cassiopeia, terutama yang kelompok keempat, tidak peduli dengan adanya perang antar
Cassiopeia ini tapi lebih berdoa supaya kasus ini selesai, apapun keputusannya.
Hal ini juga berlaku pada beberapa fandom
yang membernya atau keseluruhan grup bermasalah dengan pihak manajemen, seperti
kasus Jay Park, Hangeng Suju dan Shinhwa. Dan hal lebih menguras perasaan akan
menimpa fandom yang grupnya hiatus bahkan bubar.
7.
Fandom memiliki karakter yang berbeda-beda.
Cassiopeia termasuk fandom yang kalem,
tenang dan dewasa. Untuk saya yang baru menjadi kpopers dan membandingkannya
dengan fandom lain. Mungkin karena sudah
lama sehingga banyak fannya yang sudah dewasa dan jaringan fandom internasional
yang cukup baik sehingga dapat mengontrol kelaluan member-membernya. Bukan
berarti fandom lain gagal, lho. Karena Cassiopeia generasi pertama juga
termasuk ‘pecicilan’ katanya. Hehe..
Tapi, tak dapat menampik juga jika ada fangirl
yang diluar karakter besar tersebut (begitu juga di fandom lain). Asal kalian
tahu, sasaeng idol terbanyak mungkin adalah yang mengikuti member DBSK. Bahkan
telah bermasalah besar dengan pemberitaan di media.
8.
Fangirl memiliki imajinasi dan fantasi akan
idol-idolnya.
Disadari atau tidak, di sengaja atau tidak,
sendiri atau bersama dengan teman, fangirl akan membuat fanfic (fan fiction)
atau SG (salah gaul, semacam sekalimat fiksi di media sosial untuk bercanda
mengenai kebodohan karakter sang idol; saya sendiri tidak tahu istilah
internasionalnya apa), sekedar berimajinasi bersama sang idol, menuliskannya di
blog atau media sosial mengikuti gayanya bahkan berlaku seperti idol nya. Teman
saya bahkan pernah bilang karakter fangirl perlahan akan mendekati biasnya.
9.
Karakter diri dalam self fan fiction dan
kegiatan fangirling di real life bisa berbeda
Menyambung dari poin sebelumnya, fanfic
bisa dibedakan menjadi dua macam, fanfic dengan karakter idol smua dan self
fanfic, yaitu dengan memasukkan karakter diri sendiri dan teman dari dunia
nyata di sekitar sang fangirl ke dalam fanfic tersebut. Fanfic bagaimanapun
adalah sebuah karya tulis fiksi jadi bisa saja karakter diri dan teman
dimanipulasi kembali di dalam fanfic tersebut bahkan hubungannya dengan para
idol dapat berubah-ubah.
10.
Fangirl akan mendukung idolnya di dunia maya.
Walau itu hanya menuliskan judul lagu di twitter, mendukung hastag tentang idol
tersebut menjadi TTWW, mengikuti poling resmi supaya idolnya juara sampai
menyapa langsung akun sang idol di sosial media.
11.
Fangirl banyak jenis dan levelnya
Fangirl berbeda-beda tergantung dari karakter
dan lingkungan sang fangirl, motivasi dan kegigihan selama menjadi fangirl,
karakter fandom, kemampuan ekonomi fangirl, dan karakter idol sendiri. Untuk
poin yang satu ini bahkan mungkin membutuhkan satu artikel lagi untuk saya
mencoba menjabarkannya.
12. Fangirl berpotensial memiliki Korean minded
Fangirl akan belajar apapun tentang Korea,
termasuk bahasa, budaya, pakaian, makanan serta bermimpi ke Korea suatu saat.
Tapi kasus ini terbalik pada beberapa orang, termasuk saya. Ha!
Sebagai catatan penutup, semua
poin di atas dapat juga berlaku kepada fanboy.